Kamis petang di sebuah kampung yang belum rapi, berbatasan langsung dengan komplek elit di bagian atas. Sebuah tempat yang pas untuk aku sebut "ramah" dan semuanya di wilayah ruang yang terbatas. Sesekali duduk di beranda rumah ini dan membiarkan waktu mengambang saat memandangi teman-teman yang berbadan kecil bermain, belajar, tertawa, teriak, menangis, beragam ekspresi; memandangi orang-orang tua duduk ngobrol, duduk mencabut uban bersama anaknya, memandangi pintu-pintu rumah terbuka lebar dengan sesekali orang-orang tua keluar dan melemparkan senyumnya, memandangi anak-anak muda berkumpul di teras rumah.
Ada tempat yang terbatas namun ada hati yang tanpa batas. Teringat nasihat seorang Alm. dosen bahwa ada ruang yang tak terbatas. Namanya ruang batin yang Allah SWT ciptakan. Semua ini merupakan cara yang sempurna untuk istirahat sejenak dari hiruk pikuk dunia tanpa harus lari dari hiruk pikuk dunia. Dan aku mengharapkan waktu berlalu begitu perlahan. Cobalah sendiri.
Comments