top of page
Search
Writer's pictureAndina Syafrina

Rongga Yang Tidak Terbatas

Updated: Feb 16, 2019


Salah satu bagian favorit ketika menggambar untuk sebuah ruang di Desa Pematang Tujuh


Must share water and its owner should give to others any surplus he has for drinking or irrigation (Besim Selim Hakim, Arabic-Islamic Cities,1986)

-------------------

Di kala itu hampir setiap minggu pergi ke satu desa untuk menemani bapak pergi melihat kebun, Kala itu pertama kali saya datang ke desa tersebut karena cukup lama berada di luar kota. Desa tersebut memiliki kekayaan alam berlimpah berupa lahan pertanian yang subur dan potensi perikanan air tawar, Sektor pertanian tersebut masih menjadi salah satu sektor penopang perekonomian di pedesaan. Namun, masih cukup banyak kendala yang dihadapi masyarakat yang mayoritas adalah petani. Setelah pertemuan yang sering disana, saya jatuh cinta dan pada akhirnya muncul pertanyaan suatu saat akan bagaimanakah nasib lahan pertanian di desa tersebut? akankah sama seperti dibeberapa desa, karena tingkat ekonomi yang rendah, adanya gaya hidup yang tinggi, dan faktor lainnya, pada akhirnya banyak petani yang menjual lahan pertaniannya, ataupun ada pula yang mengalih fungsikan lahan pertanian menjadi perumahan, sawit dan hal-hal lainnya yang sedih untuk dibayangkan.

Lalu bagaimana masyarakat dapat bertahan?

-------------------

Saling berbagi. Berbagi dalam mengolah lahan serta kehidupan masyarakatnya. Sudah lama sekali kegiatan itu diterapkan di sana, masih sering terdengar teriakan dari celah pintu yang dibuka

M: "ooo mak ijah minta ga garam diket, garam saye abes. Belum sempat beli"

A: "ambeklah di toples ade di ragak tua"

M: "aok makaseh ye"

A: "aok same same

Begitupula ketika ada acara di desa, ramai-ramai warga menyumbang membantu si empu acara. Serta dalam kondisi apapun, masih banyak berbagi kebaikan yang dilakukan.

"Bebagi tak membuat kami kekurangan." celetuk salah satu bapak

Semoga limpahan rahmat dan hidayat selalu tercurah kepada orang-orang baik


Dan pertanyaannya

Untuk apa sebenarnya hidup ini? 


Apakah hanya untuk

Bangun - Tidur

Lahir Kedunia

Bangun - Tidur 

menjadi dewasa

Bangun -Tidur

menikah 

Bangun - Tidur

menjadi tua

Bangun - Tidur 

dan sampailah pada waktu untuk hidup di dunia (wafat)


Ada rongga tak terbatas diantara baris yang harus diisi

diisi dengan kebaikan dan kebermanfaatan bagi orang lain


"Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami (nya)." (QS. Al Mu'min [40] : 67

11 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page